on Jumat, 23 November 2012


privasi, satu kata yang gw puja. ya, bagi gw privasi adalah salah satu kenikmatan yang mutlak didapatkan setiap manusia, setiap orang berhak mendapatkan kerahasiaan & tempatnya sendiri, waktu untuk dirinya sendiri tanpa interupsi dari manusia luar.

tentu saja dalam porsi yang wajar, karena emang gak semuanya bisa disimpan sendiri, terutama karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya tergantung dengan orang lain. tapi entahlah, agaknya gw mungkin yang terlalu lebay atau karena bawaan, sepertinya gw terlalu menganggap tinggi satu hal ini, privasi.

mungkin dimulai beberapa bulan lalu, gw jadi agak terobsesi dengan diri gw. beranggapan bahwa segala sesuatu bisa gw atasi sendiri, & agak mulai menutup diri. yah, menutupi segalanya dengan topeng badut, adalah solusi terbaik untuk mengelabui dunia akan apa yang kita sembunyikan. orang-orang akan lebih percaya dengan wajah ceria daripada bisu tanpa berkata.

gw bukannya tidak suka berbagi, dalam kontek ini adalah tentang komunikasi dengan manusia lain atau curhat lah istilah gaholnya :v
tapi entah kenapa gw hanya tidak mudah percaya dengan sembarang orang, dan gw selalu menganggap kalo urusan gw tidak penting bagi mereka, karena itu gw lebih banyak diam.

saat gw bisa bercerita masalah pribadi dengan seseorang, maka orang itu adalah orang yang gw anggap udah sangat dekat dengan gw, lebay ? emang iya :p

kadang gw iri dengan temen-temen yang bisa dengan gamblangnya menceritakan masalahnya sama orang disekitarnya, mencari solusi bersama dan memecahkan masalah pribadi tanpa sedikitpun malu, gw ingin seperti itu. tapi sekali lagi, pikiran konyol gw menganggap itu adalah suatu hal yang tabu.

menurut gw sih sesuatu yang dilakukan dengan diam, walaupun orang lain tidak tau kalau kita melakukannya untuk mereka akan terasa lebih manis, lebih terasa hasil akhirnya daripada musti cuap-cuap dulu baru aksi, menurut gw itu tidak efisien dan membuang energi.

curhat, entah kenapa gw selalu menganggap hal seperti itu sebagai suatu hal yang lebay, hahahahah. naif banget :v
tapi begitu bersyukurnya gw karena sekarang bukan lagi jaman batu, dengan blog gaje ini seenggaknya gw bisa "curhat" dengan nyaman tanpa seorang pun tau, wahahahah.. thanks Dan, lo emang sahabat sejati gw :)
on Sabtu, 17 November 2012
solidaritas ? atau sentuhan dari "atas", gw gatau ini apa, tapi yang jelas pagi ini, tepat saat gw nulis postingan ini gw tengah berlinangan air mata. ya, gw nangis dan gw mengakuinya. awalnya saat gw muter lagu gubahan Michael Heart yg berjudul "we will not go down", lagu ini didedikasikan untuk Gaza, daerah konflik di Palestina yang tak kunjung damai.

saat itu pula terlintas di pikiran gw tentang nasib saudara-saudara kita disana yang setiap hari musti berjuang bertahan hidup dari keganasan perang yang gak mereka inginkan. lalu gw iseng nyari-nyari info tentang Gaza, dan satu gambar berhasil melelehkan kantong air mata gw. ini adalah pertama kalinya gw nangis setelah sekian lama, gw bingung, menyesal, malu, semua bercampur aduk jadi satu teringat semua yang telah gw lakukan selama ini. mungkin ini juga semacam peringatan dari Allah, dan gw bahagia Dia masih mau mengingatkan gw, untuk lebih bersyukur, bahwa hidup yang gw jalani selama ini ternyata sangat ringan, masalah-masalah yang gw hadapi tak seberapa dibandingkan mereka.

air mata gw terus meleleh seiring lagu yang terus gw putar ulang, bingung gw harus melakukan apa untuk membantu mereka. akhirnya gw hanya bisa berdo'a. ya, Allah menyentil gw atas keculasan dan kesombongan gw selama ini. Gaza, adalah contoh korban dari sisi gelap manusia yang masih terpelihara.


on Kamis, 08 November 2012

Rumah berpagar besi itu terlihat kumuh, catnya yang berwarna biru muda sudah tak terlihat menarik lagi. Di depannya pohon oak besar yang mungkin sudah berumur lebih dari 50 tahun, menambah kesan seram yang, entahlah, muncul begitu saja seiring berjalannya waktu.

Padahal dulunya rumah ini milik seorang keturunan bangsawan yang menguasai sebagian besar tanah pertanian disini. Ya, nama distrik Carpenters bukanlah tanpa alasan, tuan John Carpenters memang tuan tanah yang disegani di daerah ini sekitar seratus tahun yang lalu. Dia merupakan salah satu dari 6 orang pionir yang membuka tempat ini, mereka adalah para ekspatriat pemberani yang melawan berbagai macam ancaman sampai tempat ini bisa menjadi seperti sekarang.

Tapi, itu hanya legenda. Nyatanya, kisah yang sesungguhnya tidak terlalu bagus untuk diceritakan, bahkan untuk sebagai obrolan ringan di kedai kopi Harold’s. Dimana biasanya penambang menghabiskan waktu sore harinya sambil menceritakan hasil penggaliannya selama sehari tadi.

Ya, sebuah tambang emas. Walaupun ilegal, sudah menjadi rahasia umum kalau tambang emas merupakan sumber pendapatan kedua setelah upah kecil di perkebunan pemerintah itu. Perkebunan kapas dan jagung yang dikelola pemerintah daerah Orange county, tidak menjanjikan kehidupan yang layak untuk warga Carpenters. Semua hasilnya akan diserahkan selama musim panen tiba, dan upah 3 dollar per hari sudah cukup membuat seorang pemuda memilih untuk menjadi bandit saja.

“hei, kau sudah mendengar rumor akhir-akhir ini ?”,
Diethard statfield, pemuda jangkung berambut pirang panjang itu terlihat sedikit mabuk, mukanya  agak merah dengan bau alkohol yang menusuk, dia adalah salah satu dari banyak penambang yang  setiap hari mengeruk pasir dan tanah di Carpenters cave.

“oh, tentang pak tua Benjamin ?”
“ya! Apa kau tidak terpengaruh dengan hal itu ?”, dia agak mencondongkan mukanya ke depan wajah pria itu.

“sudahlah, aku tidak akan bergeming dengan lelucon anak-anak begitu”. Dengan sekali teguk, dia menghabiskan setengah gelas Capucino dingin dan menepis wajah Diethard, lalu melangkah ke meja kasir. “Harold, ambil saja kembaliannya”.

Pria gendut itu tersenyum,

“Diethard Statfield! Mungkin besok kau harus mengganti celanamu dengan sebuah rok”, katanya dengan senyum menggoda di ujung pintu. “Gracie, Harold..

sorot lampu mobil pickup menyala sebentar kemudian terlihat menjauh, hilang di belokan jalan.
“cih, dia akan kena batunya. Ya kan, Harold!”, Diethard terlihat limbung, dan terjatuh di lantai. Harold menghela napas pendek, kemudian menghampiri Diethard yang tergeletak, dia tertidur.
“ayolah tuan Statfield, kau tidak bisa tidur di tempatku setiap malam..”, katanya sambil mengangkat tubuh kurus Diethard.

~Satu~

Cahaya matahari pagi yang pucat mulai merayapi rumah-rumah kayu Carpenters, hujan gerimis semalam meninggalkan aroma yang khas, membuat semua orang enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Danau dadakan yang tercipta dari hujan beberapa hari ini dipenuhi kupu-kupu yang entah darimana datangnya, hinggap di pinggiran danau yang lembab. 

kepulan asap terlihat keluar perlahan dari cerobong salah satu rumah di ujung jalan, rumah berdinding kayu itu terlihat lusuh, dengan berbagai peralatan tambang di bagian terasnya. Siapa saja pasti mengira orang yang tinggal disitu adalah seorang penambang. Dan benar, Frank Walker adalah seorang penambang.

Dia menyulut rokok Marlboronya, menghela napas perlahan dan keluar menuju gundukan tanah di samping rumah itu. Semalam ia terlalu banyak minum kopi, dan dia merasakan akibatnya sekarang. Capucino dingin di kedai kopi Harold memang bisa membuatnya kalap, menggerus lambungnya perlahan dengan rasa perih yang melilit.

Dia berganti menatap rumah bercat biru muda, pagar besinya tampak berkarat parah. Di distrik ini hanya ada dua bangunan yang dipagari besi, Balai kota, dan rumah keluarga Carpenters. Sudah lama ia penasaran ingin masuk kedalamnya, namun selalu dia urungkan. Dia tidak suka mencampuri urusan orang lain, dan terlebih dia sangat tidak suka jika orang lain mencampuri urusannya.

"oh Karen!", Frank agak berjingkat mengetahui siapa yang datang dari belakangnya. "ada apa?", tanyanya datar. Tidak menjawab, hanya senyum kecil tersungging di bibirnya, sambil memberikan keranjang makanan, lalu pergi dengan cara berjalan yang membuat Frank sebal.

"cih!", dia memeriksa isi keranjang, ada banyak makanan cukup untuk seharian. Baguslah jadi dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk hari ini. Frank terbatuk beberapa kali, angin September memang sudah mulai membawa hawa musim dingin ke Carpenters, rumahnya yang rapuh harus segera diperbaiki kalu tidak ingin membeku disaat ia tidur, itu tidak lucu.
dengan terbatuk-batuk ia masuk kembali kedalam rumah, ada noda merah di punggung tangannya.



~Dua~

Tidak ada laki-laki di Carpenters yang menolak untuk membelikan minum Karen Bloodstock. Setidaknya mengajaknya minum di Harold’s sudah cukup membuktikan kalau pria itu cukup menarik. Bagaimana tidak, keturunan ketiga dari James Sulivan Bloodstock, tangan kanan dari John Carpenter sang pionir. Dan ditangannya warisan dari kakeknya yang menghampar di sebelah selatan Carpenters. Darah bangsawan, cantik, apalagi ? Hanya laki-laki yang cukup bodoh yang akan menolak mengobrol dengannya.

Entahlah, tapi agaknya itu semua tidak berlaku bagi Frank Walker. Pemuda berumur 26 tahun itu tidak menunjukkan ketertarikan bahkan untuk sekedar menyapa ketika bertemu seusai mengisi shift di Camp Shelter, tempat para pekerja perkebunan melaporkan aktivitas mereka.

Frank Walker, orang baru di distrik ini datang sekitar 5 tahun yang lalu. Kabarnya dia adalah seorang desertir yang melarikan diri dari kesatuannya. Ada juga yang mengatakan kalau dia seorang mantan bandit yang insyaf karena sebuah peristiwa hebat di kota Orleans 6 tahun lalu. Tapi rumor yang paling santer adalah mengenai silsilah keluarganya, ada kabar bahwa sebenarnya ia merupakan cucu dari John Carpenter sendiri.

Dia sendiri tidak ambil pusing akan hal itu, baginya yang penting adalah dia tidak mencampuri urusan orang lain, terserah pandangan orang lain terhadapnya. Dan lama kelamaan anggapan itu mulai tenggelam seiring waktu, kini ia adalah warga Carpenters yang sah. Yang menghabiskan waktu dengan menghisap cerutu di akhir minggu bersama para penambang di Carpenters cave, atau menikmati sore di Harold’s sampai tengah malam.

“bagaimana tangkapanmu hari ini?”, sapa Donald Gakuen sambil duduk disamping Frank.
“biasa saja. Pak tua! Tambah lagi” jawabnya tanpa menoleh, tak berapa lama segelas besar Capucino tersaji di depannya.

“jangan sampai kau merasakan peluru Shootgunku nak”, gerutu Harold.
Frank tersenyum menyeringai, meneguk Capucino itu dengan santai.

“sepertinya kita harus mencari captor baru, orang-orang sisilia itu mulai kurang ajar. Mereka menawar dengan harga sangat rendah”, dengus Donald. Rambutnya yang panjang bergelombang terlihat kusut dan kotor, agaknya dia baru pulang dari tambang dan melewatkan mandi.

“Harold, berikan beer untuk temanku ini”,seru Frank. Pria gendut itu bertingkah seperti pelayan Perancis dan menuangkan beer dari drum kayu ke gelas.

“terimakasih.”,

Donald meneguk beer dingin itu, sekarang badannya agak menghangat.

“kau tidak bisa beralih captor begitu saja, kita punya kontrak dengan mereka”. Frank mengeluarkan pack Marlboro merah dari sakunya,
“Kau mau diberondong mereka ketika kita tidur ?, hm ?”, Frank menyodorkan pack rokok itu ke arah Donald,

Donald terlihat bingung sesaat, lalu menarik sebatang gulungan tembakau itu dan menyalakan api.
“lagipula selama sengketa lahan tambang itu belum selesai, kita masih bergantung pada mereka. Jalan ke Wallsmouth juga ditutup, satu-satunya pilihan adalah menahan tangkapan kita sampai kasus ini selesai. Baru kita melihat-lihat keluar”

Donald Gakuen terlihat bingung, matanya yang cekung dan sayu menandakan ia sudah tidak tidur beberapa hari. Entah apa yang dilakukannya selama itu.

“benar juga.” Satu tegukan, dan setengah gelas besar beer itu masuk ke perutnya, “terserah kau lah, you’re the boss”, katanya dengan aksen Irlandia yang kental. Ia berdiri dari tempat duduknya, mengikat rambut dan melenggang pergi.

“Walker! Seperti biasa”, katanya tanpa menoleh.
Frank tersenyum sinis, ucapan “seperti biasa” Donald adalah berarti, “kau yang bayar”. Tapi apa boleh buat, itu imbalan yang pantas bagi seorang pemain kartu yang buruk seperti dirinya.

~Tiga~
Lorong gua itu gelap, dan dindingnya terasa licin. Entah memang karena tetesan-tetesan air yang merembes dari tanah atau karena tangannya berkeringat, Clovis Rutherford berlari sudah hampir 1 jam mengitari lorong yang menyesatkan ini. Napasnya hampir terputus ketika dia mencapai Dragons hall. Akhirnya paru-paru tuanya mendapat lebih banyak Oksigen. 

Ruangan berbentuk oval ini berada jauh di dalam Carpenters cave, titik terdalam yang digali para penambang. Disini terdapat berbagai alat bantu pendukung kehidupan, dan mesin besar di tengah gua itu adalah yang terpenting. Meskipun tampak tua dan berkarat, mesin itu satu-satunya alasan para penambang bisa bernafas dengan leluasa. Mesin yang oleh para penambang disebut Dorothy itu berfungsi merubah gas metana dan uap air menjadi Hidrogen, yang kemudian dikonversi menjadi Oksigen, dan mereka patut berterimakasih kepada keluarga Bloodstock, yang telah menyediakan benda seharga 7000 dollar itu disini.

Clovis memutarkan pandangan ke sekelliling ruangan, dia tidak melihat apapun yang bergerak, selain desis uap yang keluar dari Dorothy setiap 1 menit sekali. entah karena gelap atau memang keadaanya demikian, yang jelas dalam hati ia mengutuk dirinya sendiri kenapa tadi tidak mengikuti rekan-rekannya untuk menyudahi penggalian. Ya, kilau emas telah menyilaukan matanya.

Dengan membungkuk dan ekstra hati-hati ia berjalan ke tengah ruangan.
Baterai di lampu helmnya sudah hampir habis, untung saja dia adalah penambang yang sudah cukup berpengalaman, jadi matanya sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan gua yang gelap. Tapi entah mungkin karena lelah pandangannya sekarang terkesan kabur. atau karena perasaan takut ?

Dengan tergesa-gesa ia memutar gerendel pintu seberat 15 kilo di muka Dorothy, lalu bergegas masuk ke ruang panel utama.

Di dalamnya terdapat radio dan baterai cadangan untuk helmnya, satu-satunya alat komunikasi adalah radio yang dihubungkan dengan kabel menembus lorong gua yang mendadak mengerikan itu. Dengan tidak sabar Clovis memutar tune frequency supaya dapat terhubung dengan pos penjaga diluar
"Ayolah sialan!", hentaknya memecah keheningan. Gelas seng di dekatnya jatuh menimbulkan suara berdentang yang mengganggu, ia terdiam sesaat mengamati keluar melalui jendela kaca ruangan panas itu dengan cemas.

Tidak ada apa-apa diluar, hanya cahaya merah berputar-putar yang berasal dari lampu darurat menerangi Dragons hall dengan buruk. Ia menghembuskan napas lega, kembali dengan tune frequencynya.

"echo 001.. echo 001 kau disana?", dengan setengah berbisik ia mendekatkan microphone itu ke mulutnya. Tidak ada jawaban, hanya suara gemerisik yang terdengar dari sana.
ia mengulanginya sekali lagi, "echo 001! kode merah!"
"aku ulangi! kode merah!"

tetap tidak ada jawaban, kini suara gemerisik itu semakin lemah. berganti dengan bunyi beep yang panjang berseling
"bangsat!", Clovis menggebrak meja tempat radio itu hingga melukai tangannya. "terkutuklah orang-orang gendut itu", gerutunya sambil menyobek lengan baju flanelnya untuk menutup luka, darah segar mengalir dari pergelangan tangannya yang menganga.

"Klang!", Clovis terkesiap kaget dari aktivitasnya. Ia berlari menuju jendela kaca dan mengawasi keluar dengan cemas, sepertinya drum di sisi kiri Dorothy jatuh tertimpa sesuatu. Ia memutar pandangan ke seluruh ruangan, tetap tidak terlihat tanda-tanda kehidupan.

Setelah membalut pergelangannya yang luka ia bergegas mengambil baterai cadangan di lemari besi,
"mereka akan membayar ini!", dengusnya sambil mengisikan baterai itu ke lampu helmnya.
dengan hati-hati ia memutar gerendel pintu Dorothy, sebatang linggis tergenggam di tangan kirinya.

Bau belerang menyeruak menusuk hidung paruh elang Clovis Rutherford, ia mengernyit dengan heran. seingatnya tidak pernah ada sejarahnya aktivitas gunung api di Carpenters, lagipula daerah ini terletak di tengah-tengah pulau. "persetan!", serunya lirih, a menggenggam linggis ditangannya semakin kuat dan maju perlahan menuju lorong gelap.

Lorong ini merupakan satu-satunya jalan menuju Dragons Hall, dibuka sekitar 1 tahun yang lalu ketika para penambang dengan takjub menemukan sebuah ruangan terbuka di perut bumi. Ya, Dragons Hall memang bukan buatan mereka, ini adalah gua alami yang aneh.

Persetan dengan hal itu, Clovis Rutherford tetap berjalan terseok-seok, kakinya yang dari tadi berlari sudah mati rasa. Ia tidak memikirkan rasa sakit lagi setidaknya untuk saat ini, ia hanya ingin segera keluar dan meneguk segelas besar beer di Harold's.

Clovis ternganga beberapa saat, kini ia tahu alasan radionya tidak bisa terhubung keluar, rupanya pipa baja yang membungkus berbagai kabel listrik dan komunikasi dari pos penjaga ke Dorothy telah rusak. Kilatan-kilatan api kecil terlihat memercik di ujung kabel yang terputus. Beberapa meter saja kabel itu putus lebih dalam, semua ruangan ini akan dipenuhi api. Konsentrasi gas metana di dalam gua memang sangat tinggi di lorong sebelum Dragons Hall, dan tempatnya berdiri sekarang hanya berjarak kurang dari 20 meter, ia harus segera keluar dari sana.

Ia melanjutkan lagi berjalan menelusuri lorong gelap itu, tangannya yang terluka terasa perih terkena karat dan kain flanel yang kasar. Berkali-kali ia mengumpat dalam hati meratapi nasibnya sendiri, 15 tahun hidup sendiri dengan keadaan yang keras telah membuatnya lelah, cukup lelah bahkan untuk menjadi alasan mengakhiri hidupnya sendiri 2 tahun yang lalu. Andai saja anak itu tidak menolongnya. Ya, si anak yang terbuang, Frank Walker

Lamunannya buyar ketika ia sampai di persimpangan lorong A3, dihadapannya tampak pemandangan yang belum pernah disaksikan bola mata birunya yang kusam. Pak tua Clovis yang berbadan kekar itu limbung, lambungnya terasa mual

"Benjamin!", ucapnya setengah menutup mulutnya dengan punggung tangan, napasnya kini semakin berat.
"tuhan, selamatkanlah aku..", ucapnya lirih,

~Empat~

Ada kesibukan yang tidak biasa di Carpenters, pagi itu terlihat iring-iringan mobil polisi federal dan ambulans yang datang dari kota menembus kabut tipis bulan September. Mobil itu  menyalakan sirine meraung-raung yang akan membuat siapa saja sebal ditengah waktu tidur mereka. Tapi agaknya pagi ini sebagian besar warga Carpenters sudah beranjak dari tempat tidurnya pagi-pagi sekali, mereka berkerumun untuk menyaksikan evakuasi.

Di mulut Carpenters cave terlihat kerumunan warga yang berusaha melongok kedalam garis polisi, sementara para petugas medis dan forensik langsung berhambur keluar dari mobil ketika sampai, mereka membawa semacam tandu dan kantung berwarna oranye besar.

Agak menjauh dari situ, Anna Anderson mengancingkan sweater birunya dengan tergesa-gesa. rok pendek resmi kremnya agak basah terkena embun pagi yang masih deras turun di Carpenters, ia tidak mau penampilannya buruk ketika take, dan omelan bossnya yang perfeksionis seminggu terakhir ini sudah membuatnya cukup frustasi.

Pagi ini ia terbangun dengan mata terbelalak ketika dering telepon yang nyaring menyayat malam-pagi di apartemennya yang muram. Hanya ada satu alasan telepon di ruang tengah itu berbunyi, panggilan tugas.
"tidak ada hari libur untuk seorang reporter", ia bergumam sebal dan berjalan ke tempat telepon itu berteriak.

-belum selesai
on Minggu, 04 November 2012

err~ ga ada yang spesial banget sih, mungkin karena bulan baru aja jadi gw agak sedikit excited. tapi ga juga, ada beberapa hal baik (dan hal buruk) yang muncul di perawalan bulan November ini,

pertama, gw dapat tawaran bikin komik kompilasi.
apa ?
iya ! :D
gw awalnya juga ga nyangka kalo komik strip iseng-iseng yang sering gw posting di FB ternyata dapet apresiasi dari seorang komikus yang udah pro. dan akhirnya dia nyuruh gw ngirim sampel ke penerbit rujukannya, makanya untuk saat-saat ini gw super sibuk #guayanya, bertepatan sama UTS pula #mati.

tapi bagi seorang superhero kek gw mah, cetek itu semua huahahaha.. yang penting ada kopi dan musik semua beres. trus kabar baiknya lagi dalam waktu dekat ini akan ada reunian temen-temen SMU gw, kangen juga sama cecunguk-cecunguk itu.

trus juga, koleksi komik gw bertambah dari hari ke hari. trus yang paling penting adalah sekarang udah mulai musim hujan Dan, gw suka banget kalo udah begini. hampir tiap hari atmosfirnya mendung-mendung gimana gitu, jadi berasa hidup di negara lain, gw emang ga suka sama  matahari, soalnya gw keturunan vampir sih #halah

tapi bersamaan sama hal baik itu juga ada hal (agak) buruk yang hinggap #halah, di bulan November ini, yaitu, gw mulai ngerokok, lagi.

gatau sih, pertamanya kemarin pas diajakin temen ngisep sheesa di cafe #cieeh, trus gw ditawarin rokok sebatang sama temen gw. akhirnya keterusan -_-
padahal gw udah berhenti ngerokok sejak SMP, hebat banget lho. tapi sebisa mungkin ga akan gw mulai lagi  kebiasaan buruk itu, paling enggak sehari sebatang aja lah, ahahaha.

trus yang lainnya, udah. yah cuman baru itu sih, lagi ini masih tanggal 4, masih awal-awal bulan. masih banyak hari untuk dieksplorasi :)

happy November.
on Minggu, 21 Oktober 2012
terobsesi ?

mungkin sebagian orang akan mengernyitkan alis begitu mendengar kata itu, berpikir skeptis bahwa obsesi adalah perilaku egois yang selayaknya dimiliki oleh orang-orang tamak & tidak memiliki image yang cool.
dan gw cuma bisa bilang, "oh".
ya, seperti itu. secara jujur gw sangat mendukung paham bahwa obsesi merupakan motor penggerak yang ampuh untuk kemajuan.

kasih contoh, kenapa tuhan tidak memberikan kesempatan menjadi khalifah kepada malaikat, tapi malah memberikannya pada manusia, yang jelas-jelas dalam hal kepatuhan kalah telak dengan malaikat ?
jawabannya adalah obsesi. tuhan menginginkan dunia dipimpin oleh sese(orang) yang dapat memajukannya, dan manusia memenuhi kriteria itu. jikalau dulu tuhan memberikan kepemimpinan dunia kepada malaikat, maka kondisi bumi sekarang akan sama seperti kondisi awal bumi diciptakan, karena tidak ada obsesi (atau ambisi ? ) membangun dalam diri malaikat.

ya, menurut gw terobsesi tidaklah salah, tergantung dari apa tujuan akhir dari obsesi kita itu. kalo tujuannya udah jelek, maka apapun cara yang ditempuh juga pastinya ga akan bagus. maka, obsesi menurut gw adalah relativ, dalam artian seperti mata pisau dua arah.

gw sendiri mungkin bisa dikatakan sekarang lagi terbakar oleh api obsesi. tapi tenang, seenggaknya obsesi gw menurut gw sendiri tidak dalam artian buruk. gw terobsesi untuk maju, ya, karena gw udah bosen jadi penghuni bangku belakang, gw juga ingin melukis pelangi di kehidupan abu-abu gw dan suatu saat membaginya dengan orang lain.

dan ga perlu memanjangkan tangan untuk meraih bintang, ambil saja kunang-kunang dan kembangkan menjadi sumber cahaya baru. ga perlu muluk-muluk melakukan hal yang mustahil dilakukan (seenggaknya untuk saat ini). dulu gw pernah bercita-cita pengen jadi musisi terkenal, dan akhirnya gw menyadari kalo megang gitar aja gw masih C Am Dm D, wkwkwk.

untuk sekarang, gw sedang mencoba merajut mimpi yang berawal dari kegemaran gw sejak kecil.
yaitu, menggambar :D
memang dari sekian hal yang gw sukai mungkin ini yang paling gw bisa dan senangi. dan yang lebih penting, gw menikmati setiap momen yang gw lakukan, tanpa paksaan, tanpa berpura-pura, dan yang paling penting, hemat energi :D

memang dalam segala sesuatu pasti kita pernah mengalami titik jenuh dan kebosanan, tapi asalkan kita punya sesuatu untuk membakar kembali api obsesi dalam diri, gw yakin lokomotif energi & fokus kita akan terus melaju.

gw sering menyebut itu sebagai muse.

muse sering diartikan sebagai inspirasi, benar. tapi bagi gw muse lebih seperti pengatur rel yang mengembalikan kita ke trek yang bener ketika kita tergelincir. dan muse bisa berkondisi dalam berbagai bentuk, benda-benda kecil, ayah, ibu, teman, saudara, pacar, mantan pacar, mantan suami, peliharaan, atau bahkan sesuatu yang kita tidak ketahui bentuknya. bebas, asalkan kita menerima itu sebagai sebuah titik pemandu yang menerangi jalan kita.

inspirasi, kendali, dan obsesi. adalah senjata ampuh untuk memoles apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita, terlepas dari berhasil atau tidaknya sebuah mimpi/harapan, gw percaya bahwa tidak satupun hal yang kita lakukan adalah hal yang sia-sia.

jadi, jangan takut untuk terobsesi :D

NB: tunggu bang ! gw pasti akan segera menyusul kalian !!


on Senin, 08 Oktober 2012

setelah gw inget-inget, ternyata udah cukup lama gw ga nyambangin ni blog butut. yah, ga dosa juga sih kali-kali nulis yang agak lebay dikit, karena secara formal gw juga manusia, jadi sah-sah aja dong berlebay ria :p
gw lagi seneng sekarang, kenapa ? soalnya hujan. ya, setelah kemarin bela-belain download mp3 suara hujan untuk bikin "artificial rain", sekarang akhirnya hujan beneran. hujan, hal yang bagi sebagian orang mungkin menyebalkan, tapi bagi gw hujan adalah moment paling nyaman untuk dinikmati. nyaman buat tidur, nyaman buat minum kopi sambil ngelamun, nyaman buat bikin alasan bermalas-malasan, nyaman buat apa aja men !! ngahaha.

istimewanya lagi, ini hujan pertama di awal musim. sebenarnya disaat-saat seperti ini gw ingin membaginya dengan, yah seseorang. mungkin sekedar pesan singkat berisi, "hey sekarang hujan :D", atau apa aja deh, asal bukan sms mama minta pulsa, ga perlu muluk-muluk, karena gw emang ga pintar berbasa-basi seperti orang normal kebanyakan. tapi gw ga punya cukup keberanian buat ngelakuinnya. ngahahaha hidup looser ! XD

ah sudahlah ! daripada jatohnya jadi aneh mending gw nikmati ni moment langka sama Yozora. kucing baru gw dong :D


tetereeet, ini dia Dan, kucing baru gw. namanya Yozora, itu bahasa jepang yang kalo diindonesiakan kurang lebih berarti "langit malam". gw namain kek gitu soalnya bulunya gelap, dan err~ ga ada alasan lain sih, gitu aja XD

Yozora ini aktif banget anaknya, kalo ga boleh dibilang kucing lebay. baru juga sehari semalam resmi jadi temen gw, dia udah berantakin seisi kamar. dan lagi, naskah komik yang dengan sebegitu kesungguhan hati gw gambar seharian ini dikencingin sama dia ! hadeh, emang udah resiko sih, melihara kucing dalam kamar, jadi apa boleh buat. dan lagipula, Yozora ini udah gw anggap teman seperjalanan gw yang menemani gw menghalau kesepian.

hahahaha, after all. happy rain :D

KKI

on Minggu, 16 September 2012


seru, cape, seneng, rame, kenyang, dan terakhir ngantuuuk banget gw hari ini. gw hari ini sama temen gw si Darmos, ikutan roadshow sekaligus workshop Kompetisi Komik Indonesia. itu adalah rangkaian acara sebelum KKI berlangsung, materinya berisi pengenalan KKI sekaligus workshop yang dipandu mas Beng rahadian sama mas Hikmat Riadi, dan mbak Dewi. mereka adalah komikus senior indonesia dan wartawan Comical Magz, majalah perkomikan yang didistribusikan secara cuma-cuma.

disana gw bertemu banyak sekali komikus dan storywritter dari bermacam background, gw sebutin yang gw kenal aja ya. pertama ada mas Nugraha, beliau adalah penulis cerita sekaligus novelis yang udah nerbitin beberapa judul buku dan satu judul komik, beliau duduk di sebelah gw selama workshop berlangsung, jadi deh langsung kenal, orangnya asik diajak ngobrol, walaupun umurnya diatas kami tapi masih nyambung buat guyonan.

lalu Niken, cewek sepantaran kami, mahasiswi Institut Seni Indonesia yang duduk depan gw. cewek berwajah innocent ini jago banget bikin gambar style shoujo, doodlenya bagus dan kebanyakan bertema romance-slice  of life.

Tantri, temen sekelasnya Niken, cewek berkacamata enerjik yang doyan horror, sama kek gw.

terus ada Toni, rekan kerjanya mas Nugraha. mereka adalah duo komikus, mas Nugraha sebagai storywritter, dan mas Toni sebagai penggambarnya. mereka berdua udah nerbitin satu komik berjudul Lingga Buana.

trus Adi, cowok pendiem ini mahasiswa tingkat 2 ISI, hobbynya nonton Yuri. gw rasa dia otaku :O,

selebihnya gw kurang begitu kenal, soalnya kebanyakan bergerombol bersama teman-teman segengnya. kebanyakan anak ISI sih, cuma gw sama Darmos anak teknik yang kesasar kesana XD

workshopnya sendiri berlangsung seru banget, mungkin karena mas Beng yang emang udah jago banget nge-MC dan kapasitasnya dalam dunia perkomikan, dibantu mas Hikmat yang kocak dan professional. disana kami ditantang untuk membuat premis dan mengembangkan sinopsis cerita untuk komik, karena tema pada hari itu emang pengembangan cerita.

dan yang menariknya di akhir acara dibagikan antologi komik strip dari workshop2 sebelumnya, berguna banget buat belajar. foto yg laen nyusul, masih di kamera mas Toni sama Niken. ja ne :D

on Jumat, 14 September 2012
oi Dan, gw ga bilang ke siapa-siapa.. tapi belakangan ini kepala gw sering sakit banget *_*
on Kamis, 13 September 2012

Yo, Dante, lama tak jumpa. Baik-baik kan, sorry kemarin konsentrasi gw lagi gw curahkan ke hal lain. Sebenarnya belom selesai sih, tapi sekarang gw lagi ga mood buat ngelanjutinnya. entahlah kemarin gw ngerasa ada sesuatu yang ngeganjal tapi gw biarin aja :p
Osh, karena gw lagi ga mood ngapa-ngapain, kita main-main aja yok ^_^
Gw kasih cerpen bagus tentang cowok romantis, wkwk. Kemarin gw nemu ini secara ga sengaja pas nyari file PDF novelnya Ilana Tan. Happy reading:

Judul: TAK BISAKAH DIA ROMANTIS
Gerimis malam itu masih saja belum reda. Aku tetap saja menanti berhentinya kereta api di stasiun Gambir, menunggu kepulangan Abim yang selalu kunantikan suara lembutnya.Jujur aku sangat rindu padanya dan rindu itu kurasa amat menyekam setelah hampir satu tahun ini kami terpisah pada jarak. Abim berkuliah di yogyakarta sedangkan aku sendiri meneruskan kuliahku di Jakarta.Kereta api sudah berhenti dan penumpang berhuyung-huyung turun. Mataku sibuk mencari Abim diantara kerumunan orang berlalu-lalang. Namun sayang tak kudapati Abim di sana. Janjinya untuk datang menemuiku kurasa hanya janji belaka. Kesetiaanku menunggunya di stasiun selama dua jam berlalu begitu saja. Amat dingin kurasa udara malam itu, tapi hatikulah yang lebih merasakan dingin. Mimpiku yang saat itu akan kurasakan pelukan hangat Abim serasa melayang jauh bersama sepinya stasiun.
Aku masih saja berdiri termangu. Mataku sudah basah akan air mata, menahan gejola hatiku yang kian membara.
“hai…lama ya nunggu aku” ucap seseorang lembut.Aku berbalik arah. Mataku melotot terkejut melihat Abim telah berdiri di depanku seraya nyunggingin senyum manisnya. Aku hanya tersenyum haru dan semenit kemudian aku segera merangkul Abim, melepaskan kerindukanku padanya selama ini.
“kamu membuatku hampir menangis Bim” ucapku di sela isakan tangisku.
“bukan hampir tapi emang sudah kan?” canda Abim. Aku memukul kecil dada Abim. Merasa haru sekaligus bahagia. Abim hanya tertawa kecil dan mendekapku erat.
“kita pulang yuk..” ajak Abim.
Aku termangu sesaat. Kecupan lembut yang begitu kurindukan tak kudapati saat itu. Sikap Abim yang selau kaku tetap kudapati meski telah satu tahun kami terpisah pada jarak. Jujur Abim bukanlah tipe cowok romantis. Abim adalah cowok tegas dan bijaksana yang tak pernah memberiku belaian lembut kecuali dengan canda dan leluconnya. Namun begitu aku selalu sayang dan cinta dia. Aku sendiri yakin bahwa Abim juga mencintaiku. Buktinya selama lebih tiga tahun kami pacaran tak sekalipun Abim menyakitiku. Abim selau membuatku tertawa diantara nada-nada humornya. Selama kami pacaran Cuma sekali Abim menciumku ketika aku ulang tahun dan itupun juga di kening.
“he..kok ngelamun sih, pulang yuk.” Kata Abim mengagetkanku. Aku mengangguk pelan dan membiarkan Abim menggandeng tanganku. Ada yang janggal saat itu kurasakan. Ya.. Abim mau menggandengku.
Satu jam telah berlalu sia-sia. Abim tak kunjung datang malam itu sesuai janjinya untuk menemuiku di taman. Aku hanya sabar menunggu meski setiap menit malam itu kurasakan penuh dengan rasa iri ketika melihat pasangan adam dan hawa yang tengah memadu kasih. Romantis sekali. Aku jadi teringat akan kata-kata Mita tadi siang yang membuat perasaanku bimbang.
“menurut gue pacaran tanpa belaian dan ciuman itu ibarat makan tanpa lauk, kurang lengkap.” Ceplos Mita mengomentariku ketika kuceritakan tentang sikap Abim selama kami pacaran. Mendengar komentar Mita aku hanya tertunduk.
“coba elo pikir selama elo pacaran apa yang sudah Abim kasih ke elo. Cuma kasih sayang? Itu kurang non, apa elo cukup puas dengan ngerasain kasih sayang itu dan apa elo sudah pernah dapat wujud dari kasih sayang itu?”
“maksud elo?”tanyaku tak mengerti.
“misalnya kalau dia apel dia ngasih setangkai mawar buat elo atau setidaknya dia mencium kening elo sebagai ungkapan dia sayang dan cinta sama elo”
“Abim memang tidak pernah melakukannya Mit…” kataku datar.
“lha trus kenapa elo betah. Cowok nggak romantis gitu kenapa masih elo pertahankan. Bisa makan ati tahu nggak! Boro-boro elo dibelai dipegang saja tidak. Menurut gue cowok seperti itu tidak bisa menghargai arti cinta. Elo benda hidup Rini yang kadang juga ingin disentuh, tapi sayangnya elo bego jika harus rela menyerahkan hati elo pada dia.” ucap Mita panjang lebar yang selalu mengiang-ngiang di telingaku.
Apa benar kata Mita? Entahlah aku sendiri tak mengerti. Kadang aku sendiri sempat berfikir apa benar Abim mencintaiku, karena selama ini Abim tak sekalipun membelaiku ketika dia apel. Hatiku benar-benar sakit mengingat itu semua. Abim bukanlah tipe cowok romantis yang selau kuimpikan, Abim yang selau bersikap biasa bila bersamaku dan anehnya semua itu kujalani begitu saja selama tiga tahun lebih Bukan waktu yang singkat memang, karena itu aku selalu berusaha menepis jauh-jauh kegundahanku soal cowok romantis. Tapi tidak dengan malam itu. Ketidaksabaranku menunggu Abim yang molor datang membuatku semakin yakin kalau Abim tidak menyayangiku ataupun mencintaiku. Hubungan itu hanya sebagai hubungan berstatus pacaran tapi tanpa cinta. Meskipun tiga tahun yang lalu Abim resmi mengikrarkan cintanya padaku.
“kamu lama ya menugguku? Maaf mobilku mogok tadi” kata Abim menghentikan niatku yang ingin meniggalkan taman saat itu juga.
“tidak ada alasan lain?” tanyaku sinis. Abim menatapku janggal.
“kamu marah Rin?”, tanya Abim datar.Aku hanya acuh tak acuh. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Abim jika melihat aku marah. Aku ingin Abim mengerti apa yang aku iginkan, menjadi cowok romantis itulah mimpiku. Tidak seperti saat itu. Aku dan Abim duduk dalam jarak setengah meter. Tidak dekat dan mesra-mesraan seperti pasangan lain malam itu.
“Rin maafin aku, tapi mobilku emang tadi mogok.”
“kamu kan bisa telepon atau sms aku bim, bukan dengan cara membiarkanku menuggumu kayak gini.”
“aku lupa bawa Hp Rin.”, ucapnya pelan. Aku tetap tak mengindahkannya.
“kamu tahu tidak bim, malam ini aku semakin yakin kalau kamu memang tidak pernah serius mencintaiku” paparku tersendat.
“Rin kenapa kamu bicara seperti itu. Apa kamu kira selama tiga tahun lebih kita pacaran aku hanya iseng saja. Aku pikir kamu bisa paham tentang aku, tapi nyatanya…”
“ya aku memang tidak paham tentang kamu. Kamu yang kaku dan beku bila di sampingku yang tidak pernah membelaiku dan mengucapkan kalimat-kalimat indah di telingaku. Kamu yang cuma sekali mencium dan berkata aku cinta kamu. Kamu yang tidak memberiku perhatian-perhatian romantis selama ini. Kamu..kamu bim membuatku muak dengan semua ini”, kataku dengan nada tersendat. Mataku telah tergenang air hangat dan aku sunguh tidak sanggup lagi membendungnya.
“jadi kamu pikir cinta cuma bisa diungkapkan dengan keromantisan Rin, kamu kira apa hubunga kita terjalin tanpa rasa apa-apa dariku?”, tanya Abim. Aku masih terdiam bisu dalam tangisku.
“Rin..selama ini aku mengira kamu sudah mengerti banyak tentang aku, tapi ternyata aku salah. Kamu bukan Riniku yang dulu..”
“kamu memang salah menilai aku dan akupun juga salah menilai kamu. Menilai tentang hatimu dan tentang cintamu selama ini”
“perlu kamu tahu Rin aku sangat mencintaimu dan sayangnya rasa cintaku ini harus kamu tuntut dengan keromantisan”
“aku tidak bermaksud menuntut bim, aku cuma ingin hubungan kita indah seperti orang lain”
“wujud dari keindahan itu bukan terletak pada keromantisan Rin tapi terletak pada cinta itu sendiri. Aku tidak pernah membelai dan menciummu karena aku menghormati cinta kita. Aku tidak ingin hubungan kita menjadi ternoda dengan hal-hal yang dimulai dari belaian ataupun ciuman. Aku sayang kamu dan dengan itulah aku bisa buktikan seberapa dalam aku mencintaimu”Dadaku berdesir seketika. Segera kutatap mata teduh Abim. Disana kudapati keteduhan cinta dan kasihnya.
“Rin…jika kamu anggap cinta cuma bisa dinyatakan dengan sentuhan-sentuhan keromantisan itu salah. Cinta bukan cuma itu saja. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjaga hubungan suci itu tetap suci sampai kita benar-benar terikat pada hubungan yang halal. Selama ini aku kira kamu bisa mengrti itu semua. Tapi aku salah dan untuk itu aku minta maaf jika aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kamu mau”
“Bim aku cuma..”, ucapku tak kuteruskan.Ada rasa sesak yang keluar begitu saja di hatiku. Aku telah melukai Abim dan itu bisa kulihat dari kalimat datarnya.
“kamu tidak salah Rin dalam hal ini. Dan sepautnya aku melepaskanmu malam ini, membiarkanmu mencari cowok romantis seperti harapmu. Jangan kamu kira aku tidak pernah mencintaimu, karena itu membuatku terluka. Jujur selama hidaupku aku tidak pernah memikirkan gadis lain selain dirimu”Bersaman kalimat itu Abim berlalu meninggalkanku. Entah…kenapa bibirku tak mampu mencegah langkah Abim. Semua kurasa bagai mimpi. Hanya dengan satu kesalahan kubuat semua berakhir dalam sekejap.Air matakupun sudah mengalir deras. Seharusnya aku bangga memiliki Abim yang tidak pernah neko-neko. Seharusnya aku tidak mendengarkan pendapat-pendapat Mita tentang cowok romantis. Seharusnya aku tidak membuat Abim terluka saat itu.
Kereta api di stasiun Gambir sudah berangkat dua menit setelah aku tiba di sana. Aku berlari kesana-kemari memanggil-manggil nama Abim dari jendela satu ke jendela lain. Namun usahaku itu tanpa hasil. Kereta api dengan perlahan telah membawa Abimku dan juga cintaku pergi jauh. Aku berdiri terpaku melihat kereta api yang kian menjauh. Sesalku menumpuk. Aku datang terlambat hingga tidak sempat mengatakan maafku pada Abim.
Kini aku mulai sadar bahwa tidak ada yang lebih bisa membahagiakanku kecuali dengan kehadiran Abim. Bagaimanapun dia, romantis ataupun tidak dialah orang yang benar-benar aku cintai. Kenangan-kengan indah bersamanya walau tanpa kemesraan saat itu membelaiku dengan rasa yang teramat. Asaku telah pergi dan itu cuma bisa kulakukan dengan menangis terpekur di tempatku berdiri. Hidupku tiada arti tanpa Abim, dengan mencintainya apa adanya itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada lagi tuntutan untuk dia berubah menjadi Abim yang romantis. Rasa sesal telah membuatku menyimpan permintaan maaf untuk Abim.
Sampai dadaku tersentak merasakan tangan seseorang meraih bahuku. Aku menatap tajam wajah itu. Mata teduhnya yang selalu membuatku merasa damai jika didekatnya. Kelebutan jiwanya senantiasa menyuguhkan warna indah dalam memoriku dan sungguh tidak ada yang lebih romantis selain dia…
-SELESAI-

Gimana, bagus kan ? gw suka banget cerpen itu, mungkin karena alur cerita utamanya cocok banget sama pandangan gw. udah gw baca tiga kali dan gw ga bosen. Gatau juga, tapi gw kadang mengerti perasaan sosok Abim di cerpen ini, visinya gw suka banget. Pandangannya tentang  keadaan “cinta” anak muda jaman sekarang yang udah melenceng jauh, menyalahi arti sebenarnya dari hal itu.
Gw rasa, gw pernah menjadi sosok “Abim” di dunia nyata. Tapi entahlah, gw lupa.
on Selasa, 28 Agustus 2012


Oooooi dante~ tebak gambar diatas itu apa ?
tau ? enggak tau ?
oh iya ya lo kan cupu ya, muahaha. 

Ok gw kasih tau, diatas itu gambarnya Syahrini, itu lho artis yang ga jadi nikah sama Anang karena penghulunya semaput keselek biji salak #eh?

Oh bukan, yang bener gambar diatas itu adalah komik Nan Nan’s daily life, baru gw beli siang tadi di gramed. Yep, gw udah pengen komik ini sejak 2 mingguan yang lalu, waktu itu gw baca sedikit previewnya di ngomik.com, tapi karena waktu itu gw lagi kere (emang biasanya enggak ?) jadi gw sempet belinya baru tadi. Iya tadi, sekalian dari kampus 2 ngurusin sesuatu gw mampir ke Gramed, sendirian. Dan iya, ini pertama kalinya gw ke gramed lagi sejak, sejak.. sejak, sejak itulah pokoknya (_ _”). Pertamanya sih iseng-iseng doang maen kesana mumpung masih agak pagian, lagian otak gw lagi cuntel ga nemu wangsit buat nerusin ngomik.

Oiya ada insiden kecil pas gw masuk ke gramed tadi, kunci gw ilang !
apa ? ga kaget ? -_-“ ok ok gw emang ceroboh, tapi tadi gw bener-bener kek pinang dibelah dua #bener gak ?, pas tau benda mungil itu ga ada di kantong gw. Gw yang udah di showroom buku-buku (lantai tiga bo’ !) turun lagi sambil nunduk-nunduk berharap ada orang bego ngejatuhin duit seratus ribuan #plak! Eh enggak ya, sambil berharap kunci gw ketemu maksudnya. Gw cari disetiap lantai ga ada, di tangga ga ada, di atas karpet ga ada, didalem etalase ga ada, di dalem kantong mas-mas penjaganya malah nemu permen sebiji. Mayan rasa mint biar seger, #eh?

Akhirnya gw sampe di parkiran dan t e r n y a t a ! kuncinya masih nyantol di motor -_-“.
setelah cengar-cengir penuh makna sama pak parkir gw ngacir lagi kedalem.

Melihat deretan deretan rak buku penuh komik dan novel kek gini gw jadi galau sendiri, galau mau beli semua tapi ga ada duit, akhirnya gw ngeliat-liat dulu. Pas gw sampe di etalase komik shoujo gw nemu salah satu judul komik yang reviewnya pernah gw baca di internet kemarin lusa, judulnya ada love-lovenya gitu lah :3.
kebiasaan gw tiap baca komik di toko buku kan jongkok di depan rak gitu, nah pas gw melakukan ritual jahat itu di kiri gw ada mbak-mbak SMU melihat gw dengan tatapan “mas-yakin-laki ?”-nya yang mengintimidasi gw secara tidak langsung. gw yang paham isyarat itu langsung menjatuhkan komik yg lagi gw baca untuk menyelamatkan harga diri kejantanan gw. Sambil perlahan menyingkir tentu saja.

Asem, bikin kaget aja tu mbak-mbak :@

Dan akhirnya, kalo emang jodoh ga bakal kemana kok. Gw inget kalo gw lagi ngidam komik Nan nan’s daily life ini, yatta ! dengan gelap mata gw nyari di seantero ruangan dengan beringas bagai banteng mengamuk, trus gw sadar dan menjadi manusia kembali setelah digajul sama mbak-mbak penjaganya #makasih ya mbak.
Muter 2x baru gw nemu tu komik, pas tinggal dua biji, dan letaknya ternyata di bagian komik shoujo disamping komik yang gw baca tadi, muahaha. Khawatir mbak intimidator tadi datang lagi gw ngacir ke bagian novel ngelihat-lihat buku yang dipajang sambil pasang tampang “oh-gue-udah-punya-nih” (padahal aslinya belom) tiap berpapasan sama orang #ga mungkin papasan sama gajah.

Seterusnya gausah gw ceritain ya Dan.

Skip aja, komik ini buatan dalam negeri lho. Terbitan Koloni, penulisnya adalah Eleonora Ananda. dari judulnya sih gw kira ada unsur self-insert sang penulis di komik ini, dan agaknya bener. Ceritanya berkutat keseharian Nan nan dan dua temannya yang ga biasa, seekor gurita bernama Tako dan ikan buntal bernama Fugu. Heran ? bentar dulu, dua makhluk itu adalah karunia dari dewa-dewi di kahyangan untuk Nan nan karena ia kesepian. Istimewanya ga seperti anak muda lainnya yang meluapkan kegalauan mereka di pesbok atau tewiter, Nan nan lebih memilih ngomik sebagai tempat curahan emosinya. Setiap saat ia sedih, marah, seneng, dan lain lain ia selalu menggambar karakter Tako dan Fugu. Dewa-dewi yang trenyuh akan hal itu akhirnya menghidupkan dua karakter rekaan Nan nan untuk menemaninya.

Selanjutnya, baca sendiri deh :3

Intinya, komik ini bagus kok. Lucu dan menginspirasi, apalagi dengan desain karakter yang moe binti chibi gitu, keseharian mereka yang kocak lumayan untuk mengisi waktu senggang dikala santai. Dari komik ini kita juga kadang nemu moment yang, ”oh iya ya.. kek gw kemarin ini”.

Overall, gw beri rate 7,5 dari 10
Happy reading :3
on Rabu, 22 Agustus 2012
"musik dimanapun"-August Rush.

salah satu quotes favorit gw yang meluncur dari si anak jenius musik August Rush. dan bener, musik ga selamanya terdiri dari komposisi not-not nada atau dentingan instrumen. musik bagi gw bersifat universal, segala sebentuk nada entah dari mana asalnya selama itu masuk dan menggetarkan intuisi gw, gw anggap itu sebagai sebuah musik. suara angin di sore hari, berkombinasi dengan gemerisik dedaunan yang saling bersentuhan, dan suara serangga yang menyambut malam, merefleksikan sesuatu yang membuat gw nyaman, gw sebut itu musik.


gw ga akan mendewa-dewakan musik seolah menyembahnya, itu ga sehat. gw cuma mau bilang, bahwa musik adalah salah satu anugerah tuhan yang kadang ga kita sadari dan syukuri, seperti hal-hal kecil semacam melihat langit sore hari, merasakan hembusan angin sepoi-sepoi yang hangat, itu semua adalah hal-hal kecil yang membuat gw bahagia.

dan soal "musik yang sesungguhnya", entah kenapa sekarang gw lagi gandrung banget sama musik klasik, terutama karya Johann sebastian bach. ok gw emang masih labil, gw udah mencoba berbagai macam genre musik, mulai dari yang bikin ngantuk sampai bikin kuping bernanah (lebay), gw emang kurang begitu suka memposisikan diri dalam satu spot.

ada beberapa lagu yang memberikan kesan bagi gw pribadi, mulai dari lagu-lagu masterpiece (secara pandangan mainstream) sampai lagu-lagu "bawahan" yang ga ikenal banyak orang. yah, musik emang personal, cara penerimaan setiap orang akan berbeda tergantung personifikasi orang itu terhadap suatu hal mengagumkan yang disebut, musik.
on Selasa, 21 Agustus 2012

lebaran, ga terasa sebulan puasa kemaren terasa begitu cepat, ya, waktu sekarang entah kenapa cepet banget berlalu. banyak peristiwa yang tanpa gw sadari udah terjadi dan masuk ke laci memori
masa lalu di otak gw.

lebaran ya, momen setahun sekali yang entah kenapa (maaf) agak membuat gw kadang merasa kurang nyaman. bukan masalah lebarannya, tapi masalahnya setiap lebaran pasti diharuskan bertemu banyak orang yang "agak" gw kenal. beda kalo ketemu sama orang-orang asing yang ga gw kenal sama sekali, gw ga harus repot-repot pasang tampang "friendly" yang membuang tenaga. sarkastis banget, emang. entah waktu-waktu ini gw jadi kek kepiting pantai yang kekurangan air, ga ada semangat untuk bersosialisasi dengan orang-orang.

gw sendiri heran kenapa di kampung halaman gw malah jadi anti sosial gini, sumpah, dari sekian pemuda-pemudi
seumuran disini gw cuma hapal satu dua nama plus mukanya, jadi kalo ada yang nyapa atau ngajak ngobrol gw cuma tersenyum kecut dan mencoba mengorek informasi di database otak gw, "siapa ni orang ?", tragis.
gw sih emang jarang maen, mungkin cuma 30% dari presentase kehidupan  gw di rumah yang gw gunakan diluar, selebihnya lebih enak mengunci diri di kamar, biarpun cuman tiduran ga jelas. malam takbir kemaren juga
gw sama sekali ga mengikuti hingar bingarnya, karena ada beberapa teman lama gw yang dateng ke rumah.

di desa ini gw cuma punya satu sahabat, itupun dia udah pergi setahun yang lalu, so long brother..
dan yang menyebalkan dari itu semua adalah, gw suka hal ini.

untuk semua orang yang ada diluar sana, minal aidzin wal faidzin, gomen.
on Jumat, 10 Agustus 2012
small things, benda kecil kadang mempunyai arti sendiri daripada sesuatu yang besar tapi ga ada apa-apa dibaliknya. bukan masalah kuantitas, tapi segala sesuatu cerita yang ada didalamnya yang membuatnya berharga. ga melulu benda kecil sih, setiap orang pasti punya sesuatu yang sangat ingin mereka lindungi dan jaga selamanya, sesuatu yang akan membangkitkan kenangan mereka yang ga ingin dilupakan, sesuatu yang mengingatkan kala mereka ditengah kesendirian. sesuatu yang bisa menimbulkan sebuah senyuman tiba-tiba, atau sebaliknya, begitu cepat melelehkan air mata. tsaaaahhhh...

ngapain sih gw, mau upload hasil latihan coret-coret aja musti ngoceh dulu. yak, gomenasaaai.. mari kita tampilnya the first. dua karya gw yang keduanya merupakan karya pertama (menggunakan G-Pen & SAI pertamakali), jadi kalo ancur ya wajar, gausah protes, gausah galau, gausah ga terima, masih ngeyel ? get out !

lineart G-Pen pertamax gw. diwarnain pake SAI, trial pertamax juga. niatnya bikin Light Yagami tapi entah kenapa menurut gw malah mirip vokalisnya Wali band -_-"

ini trial G-Pen keduax gw, lumayan lah. ga geter2 amat tangannya
on Rabu, 08 Agustus 2012
apa ? anang cerai sama KD ?!
ga sih bukan itu, gw cuman mau (pamer) mangaka tools gw yang baru sama lo Dan, huahaha #evil laugh.
yep, setelah galau menunggu hampir 5 hari tanpa kepastian #berasa digantungin, akhirnya kemarin sore paket mangaka tools gw tiba di kosan Rico, gw emang mengalamatkan disana soalnya alamat kos gw di negeri antah-berantah dan ga bisa pake perahu kalo kesana #yaiyalah.

1 set G-Pen berisi 3 nibs, 1 set Maru Pen berisi 2 nibs, 1 tangkai pena, dan sebotol tinta manga ukuran 10ml. cuman seuprit gitu gw bayarnya hampir 150k lho, yah, untuk mencapai cita-cita emang mahal komandan ! gw ga nyesel sih, karena itu emang yang gw idam-idamkan sejak dari (kurang lebih) sebulan yang lalu, sebelom-sebelomnya boro-boro gw tau yang kek begituan, paling kalo gambar pake arang di dinding goa-goa. dan lebih bersyukurnya lagi gw beli itu pake duit sendiri, hasil tiap malem mantengin monitor jagain warnet orang
MySpace

hmm, first trial.. ga terlalu bagus hasilnya menurut gw. G-Pen emang terkenal galak sama pemula, emang jenis pena satu ini adalah jenis pena yang biasanya dipake para profesional semacam Kishimoto-sensei atau Oda-sensei, kontrol tekanan dan tarikan garisnya liar, terlebih gw baru pertama kali pake beginian ditambah kertas yang gw pake bukan kertas khusus manga, jadilah mem-bleber disana-sini.

tapi itulah yang menyebabkannya menjadi menarik, sesuatu itu butuh proses. seharian tadi gw coba-coba make itu pena dewa dan hasil terakhir cukup halus, menurut gw sih. gw ga sempat fotoin sih, jadi gw comot aja gambarnya dari internet, kira-kira bentuk mereka kek gini:


dari kiri ke kanan itu : G-Pen - Saji Pen - Maru Pen. untuk yang Saji/Kabura Pen gw belom punya. G-Pen biasanya dipake untuk menggambar artline manga profesional mulai dari lekuk badan, mata, dll. sementara Maru kebanyakan digunakan untu menggambar rambut dan detail background karena hasil garisnya yang tipis. gw baru nyobain G-Pen tadi, dan ternyata seperti yang dikatakan orang-orang, susah.

tapi seperti kata gw tadi, itu semua tergantung waktu sampe gw bisa menguasai semuanya, suatu saat gw akan membuat manga yang fenomenal dan bisa mengguncang kepopuleran klinik Tong Fang !
muahahahaha.. gw mau membasmi kejahatan dolo, jaaa
MySpace
on Senin, 06 Agustus 2012
bukan cuma nasar dan muzdalifah yang boleh hepi-hepi, ternyata awal-awal Agustus ini juga musimnya kucing melahirkan, udah ada 2 ekor yang gw ketahui tengah merasakan momen bahagia ini.
pertama Neko, kucing semata wayang gw yang dipelihara mantan yochin melahirkan beberapa hari lalu dengan jumlah 4 ekor orok kucing yang sayangnya gw belom sempat liat, karena, yah, ada faktor x yang berubah nilainya, hahahaha #plak!

Neko yang dalam ingatan gw adalah sesosok kucing tomboy binti garang gitu ternyata kena fenomena populer married by accident juga, gw rasa pelakunya sih si Kimba, kucing gw yang satunya. padahal setau gw si Kimba itu kucingnya innocent banget, tapi dia ternyata berani bermain di belakang gw gitu T_T

dan semalem tepatnya kira-kira pukul setengah satu malem (tepatnya kok kira-kira mong -_-"), kucing temen yang dititipin ke gw selama dia mudik, si Cicil, juga melahirkan 3 ekor anak kucing yang mungil. Cicil yang biasanya preman mendadak jadi keibuan sekarang, gw kagum sama sifat keibuan dia, bahkan untuk makan pun sampe direla-relain musti disuapin dulu baru mau makan karena ngejagain bayinya (keibuan apa manja ya ?)

gw sebagai bapak angkat ketiga orok unyu itu sendiri telah menyiapkan nama yang bagus dan bermakna buat mereka. Dono, Dani, Dana.. ketiga-tiganya adalah nama yang gw dapetin dari wangsit setelah bertapa 7 hari 7 malam di pancoran keran depan kos. nama pertama adalah Dono, yang secara sepihak gw artiin sebagai anak pertamax, lalu Dani, adalah berarti anak keduax, dan terakhir Dana, anak ketigax. kalo gw liat-liat sih keknya tiga orok itu adalah hasil dari hubungannya Cicil sama Onda, kucing gw patungan sama mantan yochin yang ilang beberapa bulan lalu, soalnya sebelom ilang Onda sama Cicil emang pernah gw inepkan di bilik cinta darurat di kamarnya bahtiar #maaf ya bah

oh iya sekalian aja, mumpung ini gw lagi cemungudh nulis dimari. gw nemu scene di anime Bakuman yang keren, cekidot:

Azuki, you're so kind & kawaii #nosebleed

gambar diatas adalah penggalan scene di anime bakuman, ceritanya pas Mashiro kena penyakit parah karena kecapean ngejar deadline serialisasi. dia dirawat di rumah sakit dan ga diperbolehkan menggambar manga selama 3 bulan sampai sembuh. Mashiro yang keras kepala tetap menggambar cover untuk debut manganya yang pertamax, tapi karena kondisinya yang lemah jadinya megang pen aja ga kuat. nah disinilah peran Azuki sebagai "pacar"nya, Azuki memberi semangat dan bahkan menuntun Mashiro dalam ngegambar tu cover, disaat semua orang bahkan partner dan editornya pun menyuruh Mashiro untuk berhenti, karena Azuki percaya sama tekad dan janji mereka berdua.. woooa, they're so cool
MySpace

trus hubungannya sama deadline apa ?
iya juga, gw ga kepikiran sampe kesitu.. oh, mungkin sedikit nyrempet sama deadline manga gw yang musti selesai sebelom mangafest dimulai. masalahnya disini peralatan yang gw order ga nyampe-nyampeee !! #bunuh diri. padahal gw udah transfer semua uang gaji kerja paruh waktu gw demi G-Pen + tinta manga yang berharga itu, kata penjualnya sih besok insyaallah udah nyampe, yah semoga lah. gw pengen cepet2 nyelesaiin ni proyek, ide dalam otak gw udah meletup-letup buat bikin proyek baru, wuahahaha sok iye banget pokoknya mah XD
on Jumat, 03 Agustus 2012
kita belajar dari berbagai hal.
bener, ga cuma di bangku sekolahan aja kita bisa memperoleh sebuah pengetahuan baru, di kursi sekolahan juga bisa.

ah, gomen, maksud gw, sorry.. mempelajari sesuatu tidak harus melalui satu jalan yang dibuat orang lain, dalam kasus ini maksud gw adalah jalur formal seperti pendidikan resmi konvensional bin membosankan yang menurut pandangan gw malah sering mencetak kegagalan demi kegagalan.

ada banyak jalan untuk mencapai sebuah pencerahan, tergantung dari apa jalur yang kita pilih. serius, semuanya sebenarnya tergantung dari kesungguhan kita dalam melakoni sesuatu. jika kita mempertaruhkan semuanya untuk fokus dalam hal yang kita yakini, gw yakin kita akan menciptakan jalan sendiri dan ga perlu meraba dalam gelap untuk mengikuti jalan yang dibuat orang lain.
cukup basa basi ga pentingnya, intinya disini gw cuma mau menyampaikan tentang hal-hal baru yang gw sadari dari anime. ga nyambung ?

ga penting, ga minat baca lebih baik berhenti dari sekarang.
yosh, dari sekian anime yang gw tonton dan gw simpen di harddisk gw kebanyakan adalah yang mempunyai "sesuatu" di dalamnya, singkatnya setiap gw nonton anime itu terbersit, "oh, iya ya..".
coba gw urutkan, gw kasih kesempatan untuk berhenti sekarang untuk membaca tulisan membosankan ini. 

gimana ?

lanjut ?
ok, resiko tanggung sendiri.
pertama, Code Geass.. anime satu ini udah cukup lama mendekam di storage gw. anime mecha tipikal cerita science fiction yang menurut gw sangat layak untuk ditonton. menceritakan Lelouch vi Britania, seorang pangeran dari negara adikuasa yang dibuang oleh ayahnya sendiri. sejalan dengan ceritanya, Lelouch tumbuh menjadi pemberontak yang ingin menggulingkan dominasi diktator dunia dan menggantinya dengan dunia baru dimana dia bisa menjadi sang arsitek yang mengatur segala sesuatu seperti keinginannya.


untuk menjalankan rencana itu, dia menjadi main leader dari sebuah grup rebel bernama Black Knight  yang melawan pemerintah dominator. dia mengenakan sebuah topeng dan menciptakan siluet keadilan bernama Zero, dia menciptakan image Zero sebagai sebuah simbol keadilan dan perlawanan terhadap penindasan.
di akhir cerita, Lelouch yang telah berhasil menegakan visinya termakan oleh penyakit umum yang sering hinggap di hati manusia, lupa diri. dia menjadi sosok diktator baru yang ga lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. perlawanan demi perlawanan muncul dari orang-orang yang dulu mendukungnya, mereka bertanya-tanya kenapa sang arsitek menjadi bulldozer yang menghancurkan bangunan yang baru didirikan oleh mereka bersama-sama.

di tengah seremoni yang hingar bingar atas perintah Lelouch, muncul sosok yang selama ini menjadi bayangannya, Zero. tanpa terduga Zero menusukan pedang ke jantung Lelouch dan membunuhnya di depan publik. selesai..

belom, di akhir episode diceritakan ternyata sosok di balik topeng Zero adalah Kururugi Suzaku, tangan kanan Lelouch ketika ia bergerilya dalam menciptakan dunia baru.
yang bikin gw simpati sama Lelouch dan anime ini adalah, skenario. ya, itu semua adalah skenario Lelouch untuk membuka mata dunia. ia menciptakan simbol keadilan berbentuk Zero, sementara ia sendiri menciptakan image kejahatan pada dirinya sebagai seorang penguasa bertangan besi. lalu ia menyuruh Suzaku untuk menghabisi dirinya sendiri pada saat semua orang berkumpul menyaksikan keangkuhannya yang dibuat-buat.

apakah publik mengetahuinya ? enggak. skenario Lelouch berjalan sempurna, yang mengetahuinya hanya Suzaku dan adik Lelouch yang buta, Nunally. Lelouch memanggul beban dosa dunia seorang diri, membiarkan dirinya menjadi sosok monster yang jahat, dan membiarkan dirinya dikalahkan oleh sosok keadilan Zero yang diciptakannya sendiri. singkatnya, ia mengorbankan dirinya untuk membuka mata dunia tentang apa itu keadilan, dan dia menyembunyikannya dari orang-orang di sekitarnya. Lelouch mati dengan tersenyum, sementara Suzaku alias Zero yang dianggap pahlawan oleh publik sendiri menitikan air mata saat menjalankan "eksekusi".

dari sini gw belajar tentang arti dari sebuah ketulusan. ya, ketulusan ga perlu mendapatkan pengakuan dari orang lain karena itulah makna tulus yang sebenarnya, seperti ketulusan Lelouch mengorbankan dirinya dibenci seluruh dunia demi menciptakan dunia yang lebih baik bagi mereka, yang bahkan mereka ga mengetahuinya.

haaaaaa cape gw, bentar rehat dulu.

osh!
kali ini agak melenceng dari sebelumnya, anime bergenre Psycho-Supernatural berjudul Paranoia Agent. anime beratmosfir suram ini bener-bener sukses bikin gw muter balik otak dalam menganalisa jalan ceritanya. dari episode ke setiap episode ga dijelaskan secara gamblang alur ceritanya, kita dibuat menebak-nebak untuk menghubungkan titik-titik yang akan mengungkap cerita sebenarnya.


mengisahkan tentang sebuah kota (Tokyo) yang diselimuti ketakutan oleh sosok misterius bernama Shonen Bat yang sering menyerang orang-orang yang tengah tersudut secara mental, atau istilahnya frustasi.
Shonen Bat adalah sosok imajiner dari pikiran galau para korban yang berbentuk anak kecil memakai roller skate dan pentungan baseball warna emas yang akan menyerang seseorang yang berada di puncak kegalauan.
skip, di akhir-akhir cerita baru terungkap ternyata Shonen Bat adalah rekaan Tsukiko Sagi, salah satu main chara di anime ini 10 tahun yang lalu. ia menciptakan monster ini secara ga sengaja saat ia kehabisan akal mencari alasan untuk meyakinkan ayahnya waktu anjingnya mati karena kelalaiannya. Sagi menyimpan kebohongan selama sepuluh tahun dan secara ga sadar menumbuhkan kebohongan itu menjadi sosok Shonen Bat dan menimbulkan malapetaka bagi dirinya dan orang lain.

gw pikir ceritanya agak mirip Nightmare on Elmstreet, sosok Shonen Bat mirip dengan Fredy Krueger. mereka berdua hidup dari ketakutan dan pikiran buntu para korban yang menginginkan jalan pintas untuk lari dari masalah.

pada akhirnya, Shonen Bat hilang seiring kembalinya semangat orang-orang yang menolak keberadaannya. ia dikalahkan oleh Sagi sendiri, dibantu Maniwa, seorang detektif yang menjelma jadi prajurit suci #mwahahaha
gw dapet banyak hal dari anime ini, diantaranya gw jadi sadar betapa berbahayanya sifat mudah putus asa dan gampang menyerah. segala masalah yang kita hindari pada akhirnya hanya akan berkumpul menjadi satu dan membunuh tanpa kita sadari. imajinasi juga menjadi elemen penting di anime ini, dimana imajinasi yang ga terkontrol digambarkan ternyata bisa menjadi batu loncatan dalam awal suatu tindakan paranoid. dan satu lagi, jangan galau terlalu larut kalo ga ingin dihajar Shonen Bat.

ooosh !
tiba pada anime favorit gw, Bakuman !


anime ini diadaptasi dari manga bikinan Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata, familiar ? tentu aja, mereka adalah duo jenius yang udah bikin serial manga Death Note. anime ini berkisah tentang perjuangan dua orang bernama Mashiro dan Takagi untuk menjadi seniman manga.

gw rasa jalan cerita anime ini mungkin adalah pengalaman pribadi Ohba dan Obata-sensei, ceritanya seputar kehidupan SMA dan dunia per-manga-an Jepang dengan bumbu romance dan komedi yang bagus.

dimulai pada saat Takagi menemukan catatan sekolah Mashiro di kelas sewaktu sepulang sekolah, catatan itu berisi gambar-gambar dari Miho Azuki, cewek sekelas yang ditaksir Mashiro, yah, wanita emang sering menginspirasi ya kan, hahahaha #garuk-garuk. Takagi yang bercita-cita ingin menjadi mangaka profesional mengajak Mashiro untuk bergabung dan membuat manga, tapi Mashiro yang trauma dengan manga akibat kematian pamannya menolak usul tersebut. tau selanjutnya ? yes, buku catatan itu akhirnya digunakan Takagi untuk "memaksa" Mashiro agar mau bergabung dengannya dan menjadi batu loncatan menuju dunia mangaka profesional mereka berdua.

Takagi yang jenius dalam membuat plot dan name cerita bergabung dengan Mashiro yang ahli menggambar, jadilah mereka duo Ashirogi Muto, pendatang baru dunia manga yang dijuluki Jenius SMU. perjalanan menggapai gelar profesional di dunia manga bukan tanpa rintangan, banyak sekali pesaing-pesaing bermunculan dengan karya-karya mereka yang menakjubkan, yah, anime ini emang mengambil jalan cerita dari realitas dunia manga jepang sih.

anime ini menurut gw sangat-amat-bagus sekali, selain karena temanya sesuai dengan minat gw, manga. alur ceritanya juga dibuat sangat rapi dan apik, dengan bumbu komedi ringan dan romance yang, menurut gw spesial. kenapa spesial ? yah, ada ga cerita dua orang yang pacaran tapi ga pernah bertatap muka, dan hanya saling memberi kabar lewat email, itu pun hanya di saat momen-momen penting versi mereka. selain itu mereka berjanji untuk menikah baru setelah impian mereka berdua terwujud ?

disini ada.

Mashiro dan Azuki, mereka berdua berjanji untuk menikah setelah Mashiro sukses membuat manga yang terkenal dan diangkat ke dalam serial anime, sementara impian Azuki adalah menjadi Seiyuu profesional dan suatu saat menjadi Seiyuu di anime Mashiro, keren, kalo menurut gw sih.
(Seiyuu = Pengisi suara karakter di anime)

to the point, apa yang gw pelajari dari anime ini ?
banyak banget, disini gw bisa tau tetek bengek dari dunia manga profesional Jepang, mulai dari dasar-dasar membuat manga, pendistribusian, Editorial, pokoknya banyak deh, karena anime ini emang mengambil setting real dari per-manga-an disono.

selain itu gw juga jadi ngerti arti sebuah kerja keras dan dedikasi dalam membuat sesuatu, dalam kasus ini manga. dan ga ketinggalan, arti sebuah persahabatan dan sorry, cinta sejati, hahahaha.
pokoknya anime ini sesuatu banget deh, gw kasih rating 12 dari 10 wes.

-bersambung, gw mau tidur dolo.. jaaa